TEMPO.CO, Jakarta - Berita olahraga pekan ini diramaikan dengan kabar mantan atlet voli putri nasional Aprilia Manganang yang berubah status menjadi pria. Penyebabnya adalah Kelainan medis hipospadia yang dia derita sejak lahir.
Perubahan status jenis kelamin Aprilia itu disampaikan Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Andika Perkasa, Selasa lalu. Aprilia, yang merupakan seorang prajurit TNI, sebelumnya sudah diperiksa di di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, pada 3 Februari 2021. Aprilia yang sejak lahir dianggap sebagai perempuan, ternyatas seorang lelaki.
"Serda Aprilia ini punya kelainan pada sistem reproduksinya sejak lahir. Kelainan ini kita ketahui dengan istilah hipospadia," kata dia, saat jumpa pers di Markas Besar TNI AD, Jakarta.
Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Andika Perkasa memperkenalkan Serda Aprilia Manganang via videotron di Markas Besar TNI Angkatan Darat (Mabes AD), Jakarta, Selasa, 9 Maret 2021. Aprilia Manganang diperkenalkan kembali dengan jenis kelamin laki-laki usai melakukan corrective surgery oleh tim dokter TNI AD. TEMPO/Muhammad Hidayat
Dari pemeriksaan itu diketahui hormon testosteron Aprilia lebih tinggi. Tak hanya itu di dalam organ dalamnya pun tak ada organ tubuh yang mestinya dimiliki perempuan.
Setelah hasil itu dan dijelaskan secara rinci kepada Aprilia, Perkasa mengaku menawarkan Aprilia untuk menjalani operasi perbaikan (correction surgery) di RSPAD Gatot Subroto. Aprilia pun menerima hasil pemeriksaan medis itu bahkan menyetujui untuk melakukan operasi perbaikan.
Apakah hipospadia?
Menurut keterangan di laman resmi pusat pengendalian dan pencegahan penyakit AS (CDC), hipospadia adalah cacat lahir pada anak laki-laki yang menyebabkan pembukaan uretra (saluran yang membawa urin dari kandung kemih ke luar tubuh) tidak terletak di ujung penis.
Pada anak laki-laki dengan hipospadia, uretra terbentuk secara tidak normal selama pekan ke 8-14 kehamilan. Kondisi hipospadia pada setiap penderita bisa berbeda-beda. Pada beberapa kasus, lubang kencing ada yang terletak di bawah kepala penis, di batang penis, dan bahkan ada yang di skrotum atau buah zakar.
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Soal Aprilia Mangangang
Anak laki-laki dengan hipospadia terkadang memiliki penis yang melengkung. Akibat letak lubang kencing yang tidak normal, anak dengan hipospadia akan memiliki masalah dengan percikan urin yang tidak normal, dan mungkin harus duduk untuk buang air kecil.
Pada beberapa anak laki-laki dengan hipospadia, testis belum sepenuhnya turun ke dalam skrotum. Jika hipospadia tidak ditangani dapat menyebabkan masalah di kemudian hari, seperti kesulitan melakukan hubungan seksual atau kesulitan buang air kecil saat berdiri.
Di Amerika Serikat, para peneliti memperkirakan ada 1 dari 200 bayi lahir dengan hipospadia -- menjadikannya salah satu cacat lahir yang paling umum.
Selanjutnya: Penyebab, Risiko, dan Penanganan